Singasana- Indonesia Emas 2045 Visi Besar dengan Tantangan Besar Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia terus menggaungkan target Indonesia Emas 2045 sebuah visi di mana Indonesia diharapkan menjadi negara maju, berdaulat, dan makmur menjelang satu abad kemerdekaannya. Namun, dengan sistem politik yang berorientasi pada jangka pendek (5-10 tahun), bagaimana kita bisa memastikan bahwa rencana pembangunan 20 tahun ke depan benar-benar terwujud?
Masalah Utama: Perencanaan Jangka Panjang vs. Sistem Politik Jangka Pendek
Dalam konstitusi, masa jabatan presiden hanya 5 tahun dengan maksimal 2 periode (10 tahun). Artinya, setiap pemimpin cenderung fokus pada program-program yang bisa dirasakan dalam waktu singkat, bukan rencana strategis 20-30 tahun ke depan.
Solusinya?
-
Revitalisasi GBHN (Garis Besar Haluan Negara) melalui amandemen terbatas UUD 1945 untuk mengembalikan kewenangan MPR dalam merancang arah pembangunan nasional.
-
Membuat peta jalan (roadmap) yang mengikat bagi setiap pemerintahan, sehingga tidak ada lagi perubahan drastis setiap kali ganti presiden.
Tanpa perubahan struktural ini, Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi wacana kosong tanpa eksekusi nyata.
Tantangan Global: Perang Dagang, Persaingan Teknologi, dan Ancaman Disrupsi AI
1. Dinamika Geo-Politik: Indonesia di Tengah Perebutan Pengaruh
-
AS vs. China: Perang dagang dan persaingan teknologi antara dua raksasa ini akan terus mempengaruhi stabilitas global.
-
AUKUS (AS, Inggris, Australia) vs. China di Indo-Pasifik: Kawasan ini menjadi ajang pertarungan pengaruh militer dan ekonomi.
-
Rusia & Sekutunya: Konflik Ukraina dan aliansi Rusia dengan negara-negara seperti Iran dan Korea Utara menambah ketidakpastian global.
Pertanyaannya:
-
Bisakah Indonesia tetap netral?
-
Bagaimana menjaga kedaulatan di tengah tekanan negara adidaya?
2. Ancaman Disintegrasi? Hoax vs. Realita
Beberapa tahun lalu, Prabowo Subianto pernah mengangkat isu buku “Ghost Fleet”—sebuah novel fiksi yang menggambarkan perang global di masa depan, termasuk potensi destabilisasi di Asia Tenggara.

Baca Juga : Menteri Lingkungan Hidup (LH) Beri Ultimatum Tegas ke Danone-Aqua: “Patuhi Aturan Bali atau Hadapi Sanksi!
Faktanya:
-
Tidak ada prediksi ilmiah yang menyatakan Indonesia akan bubar pada 2030.
-
Namun, ancaman nyata seperti ketimpangan ekonomi, radikalisme, dan disrupsi teknologi bisa memicu instabilitas jika tidak diantisipasi.
3. Revolusi AI: Ancaman atau Peluang?
Sundar Pichai (CEO Google) memperingatkan bahwa AI akan mengubah dunia lebih dahsyat daripada listrik dan api. Pada 2030, kehidupan manusia akan berubah total:
-
AI menggantikan jutaan pekerjaan tradisional.
-
Pendidikan & sistem kerja harus beradaptasi dengan cepat.
-
Regulasi harus mengimbangi kecepatan inovasi, atau Indonesia akan tertinggal.
Jika tidak siap, kita hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri.