Singasana- Sidak Makanan PKB, Tidak Ada Bahan Berbahaya Namun Masih Ditemukan Masalah Kebersihan, Dalam rangka memastikan keamanan pangan di gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) 2024, Balai Besar POM Denpasar, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dan Dinas Koperasi dan UMKM melakukan pengawasan dan pemeriksaan mendadak (sidak) terhadap sejumlah stan makanan. Hasilnya, meski tidak ditemukan bahan berbahaya seperti formalin, boraks, atau rodamin B, masih ada beberapa pedagang yang kurang menjaga kebersihan dan higienitas makanan.
Hasil Pemeriksaan Tidak Ada Kandungan Bahan Berbahaya
Kegiatan sidak dilakukan pada Senin (23/6) sore, dengan mengambil 20 sampel makanan dari berbagai stan. Putu Ekayanti, Ketua Tim Pelayanan Publik dan Komunikasi, Edukasi, Informasi BBPOM Denpasar, menjelaskan bahwa tim memeriksa berbagai jenis makanan, termasuk:
-
Bakso (dicurigai mengandung boraks atau formalin)
-
Rujak dan tipat (diperiksa kandungan rodamin B pada terasi)
-
Blayak cumi, sate cumi, tahu, dan lumpia (dikhawatirkan mengandung pengawet berbahaya)
“Dari semua sampel yang diuji, hasilnya aman. Tidak ada yang mengandung rodamin B, formalin, atau boraks,” tegas Ekayanti.
Ini merupakan kabar baik bagi pengunjung PKB, karena menunjukkan bahwa pedagang telah mematuhi aturan keamanan pangan terkait bahan baku. Namun, tim pengawas masih menemukan masalah lain yang perlu diperbaiki, terutama terkait kebersihan dan penanganan makanan.

Baca Juga: Kapal Kandas di Selat Bali Tim SAR Evakuasi Puluhan Penumpang dalam Operasi Genting
Masalah Kebersihan yang Masih Ditemukan
Meski makanan yang dijual terbukti bebas bahan kimia berbahaya, beberapa pedagang dinilai kurang memperhatikan kebersihan. Beberapa temuan tim pengawas antara lain:
-
Tidak Menggunakan Penutup Kepala dan Celemek
Sejumlah penjaga stan tidak mengenakan penutup kepala (hair cover) atau celemek saat mengolah makanan atau melayani pembeli. Padahal, hal ini penting untuk mencegah kontaminasi bakteri dari rambut atau pakaian ke makanan. -
Penyajian Daging Mentah yang Tidak Higienis
Salah satu stan yang menjual steak ayam masih memajang daging mentah di etalase tanpa penutup. “Kalau lalat menghinggapi daging, bisa menjadi sumber bakteri,” jelas Ekayanti. Seharusnya, daging direbus atau dimasak sebagian terlebih dahulu sebelum dibawa ke stan untuk mengurangi risiko kontaminasi. -
Kurangnya Perlindungan Makanan dari Debu dan Serangga
Beberapa makanan yang dijual tidak ditutup dengan baik, sehingga rentan terpapar debu, lalat, atau bakteri dari lingkungan sekitar.
Edukasi dan Sosialisasi kepada Pedagang
BBPOM Denpasar dan Dinas Kesehatan tidak hanya melakukan pemeriksaan, tetapi juga memberikan edukasi kepada pedagang tentang:
Pentingnya menggunakan penutup kepala, sarung tangan, dan celemek saat mengolah makanan.
Cara menyimpan bahan makanan dengan benar, terutama daging dan makanan mentah.
Penyajian makanan yang tertutup untuk mencegah kontaminasi.
“Kami berharap para pedagang lebih sadar akan kebersihan, karena ini menyangkut kesehatan konsumen,” tambah Ekayanti.
Beberapa pedagang mengaku akan memperbaiki sistem penyajian mereka setelah mendapat masukan dari petugas. “Kami tidak tahu kalau daging mentah sebaiknya tidak dipajang begitu saja. Besok akan kami perbaiki,” ujar salah seorang penjual steak ayam.
Kedepannya, pemerintah berencana meningkatkan pengawasan rutin tidak hanya di PKB, tetapi juga di pasar tradisional, pusat kuliner, dan acara-acara besar lainnya. Tujuannya agar standar keamanan dan kebersihan pangan di Bali tetap terjaga.